Rabu, 31 Desember 2008

yuks, merenung

Saat pelajaran sedang berlangsung, seorang anak merasa perutnya sangat sakit. Kemudian dia meminta ijin kepada gurunya untuk ke belakang. Sungguh malang. WC yang ada di sekolahan sedang dibersihkan, dan ada juga yang sedang digunakan. Kebingungan, ketakutan, dan kesakitan, akhirnya tak kuasalah anak itu untuk ”pub” di celananya. Semua teman mengejek dan menjauhinya. Si anak menangis karena malu yang tak tertahan.
Dalam keadaan seperti itu, hanya Ibu yang pasti merasa kasihan dan tak segan untuk membantunya. Meredakan tangisnya, menumbuhkan kembali semangatnya, lewat dekapan kasih dan untaian kata cinta.

Ibu mana yang tak akan sedih melihat anaknya sengsara?
Ibu mana yang tak akan berduka melihat anaknya hidup dalam nestapa?
Ibu mana yang tak akan menangis melihat anaknya merintih tak tahu harus berbuat apa, namun tak mau berpaling padanya?

Adakah sebatang lilin berharap untuk tidak dinyalakan?
Sekiranya ada, lalu apa artinya ia tercipta?

Ada semut hitam, ada semut merah, ada semut “ngangrang”, semua dilahirkan berbeda secara alamiah.
Hanya pada manusia, perbedaan alami itu masih ditambah perbedaan-perbedaan lainnya: pendidikan, status, agama, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
Sekiranya ada KASIH, seberapa kuat kasih yang dibutuhkan untuk merekatkan perbedaan-perbedaan itu?



Sudah berminggu-minggu seekor ulat diam dalam kepompong. Meski sudah berubah jadi kupu-kupu, toh dia tidak mau keluar juga.
Rupa-rupanya, si ulat berharap dia berubah menjadi seekor burung.

Diantara warna hitam dan putih, ada tak terhitung banyaknya warna abu-abu yang nampaknya sama. Namun saat kita bergerak, walaupun sedikit, kita telah berada di warna abu-abu yang berbeda.
Biasanya kita baru tersadar ketika abu-abu itu menjadi lebih gelap, lalu berusaha berubah ke arah abu-abu yang lebih terang.

Dear sobat,
Demikian sekelumit kisah yang, mudah-mudahan, bisa kita jadikan bahan renungan
(trims ya om Greg Garuda, atas inspirasinya)
Renungan atas begitu banyak hal yang pernah terjadi dalam kehidupan kita kemarin:
asa yang tetap ada, mimpi yang belum terwujud, duka-lara dan sorak-sorai yang datang silih berganti.

Nah para sobat semua,
ijinkan aku, di sisa waktu 2008 yang sebentar lagi kita tinggalkan, untuk mengucapkan
Selamat Hari Ibu (Mama..cepet sembuh y), Selamat Hari Natal, dan
Selamat Tahun Baru 2009.

May God bless all of u, in everything u do, anytime n anywhere.
Peace!

Minggu, 14 Desember 2008

4 Hal yang Bisa Dilakukan Marketer di Era Krisis Sekarang

Menurut survei yg dilakukan AMA (American Marketing Association) baru-baru ini (www.marketingpower.com), 60% anggota AMA percaya bahwa upaya menahan atau mengurangi pengeluaran untuk program-program pemasaran yang utama merupakan kesalahan terbesar para marketer di era krisis sekarang. Di samping itu, terlalu fokus pada taktik jangka pendek dan mengandalkan status quo merupakan kesalahan marketer yang lain.

AMA menawarkan 4 strategi yang dapat memperkuat rencana pemasaran di era krisis: Shape the Message, Don’t Slash the Price; Focus on Who NOT to Target; Stand Apart from the Crowd and Invest in Innovation; dan Sustain the Brand.
1. Shape the Message, Don’t Slash the Price
Hanya 3% dari responden yang disurvei percaya bahwa, sangat penting untuk melakukan penyesuaian pada strategi penetapan harga guna membantu keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis di era krisis seperti sekarang.
Beberapa implikasinya bagi marketer: melakukan riset guna memahami bagaimana positioning yang dilakukan kompetitor dan persepsi konsumen yang menjadi target kita (terkait situasi perekonomian); serta tonjolkan nilai dari produk atau jasa kita, alih-alih dari sekedar memotong harga jual.
2. Focus on Who NOT to Target
67% responden menyatakan bahwa, untuk mengurangi dampak dari adanya krisis sekarang ini maka penting untuk menemukan kembali siapa konsumen yang menjadi target kita.
Beberapa implikasinya bagi marketer: menghentikan upaya pemasaran pada segmen pasar yang tidak menjanjikan lagi (secara sederhana, beberapa konsumen mungkin menimbulkan biaya yang lebih tinggi bagi perusahaan saat mereka dilayani, dibandingkan jika perusahaan kehilangan mereka); dan fokuskan strategi pemasaran pada segmen pasar yang akan menghasilkan tingkat ROI terbesar.

3. Stand Apart from the Crowd and Invest in Innovation
66% responden menyatakan bahwa, mereka akan mengambil jumlah resiko yang sama terkait dengan inovasi pada produk dan / atau jasa yang baru dalam era krisis sekarang ini.
Beberapa implikasinya bagi marketer: melakukan diferensiasi melalui inovasi produk atau jasa; dan berinvestasi pada aktivitas R&D saat ini guna memastikan posisi perusahaan siap untuk berkompetisi saat era krisis telah berlalu.
4. Sustain the Brand
63% responden menyatakan bahwa, mereka bisa mengurangi dampak dari adanya krisis sekarang ini dengan cara melakukan investasi dalam pembentukan merek, sebagai bagian dari rencana pemasaran mereka.
Beberapa implikasinya bagi marketer: membangun akses ke jajaran manajemen guna memahami pergeseran strategi bisnis yang sedang berlangsung; serta mengkuantitatifkan dan mengkualitatifkan hasil dari melakukan dialog yang terus-menerus dengan jajaran manajemen secara kuartalan.
Sumber: www.MarketingPower.com


Cermat Merawat Memory Card

Penggunaan perangkat digital yang makin meluas di masyarakat membuat memory card atau flash memory card kini semakin mudah dijumpai dimana-mana. Mulai dari kamera digital, PDA, ponsel, hingga game console, sebagian besar alat elektronik tersebut sudah menyediakan slot memory card agar penggunanya bisa menyimpan data dengan cepat dan praktis dalam keping perangkat yang diperkenalkan sejak periode 1990-an ini. Oleh sebab itu, mengingat betapa pentingnya memory card sebagai media penyimpan data, maka wajar kalau perawatan atau perlakuan khusus mutlak harus dilakukan oleh para pemiliknya.

Perawatan pertama adalah dengan menjauhkan memory card dari cipratan air atau suhu yang terlampau ekstrem karena dikhawatirkan hal-hal tersebut bisa mengganggu komponen-komponen yang ada di dalamnya. Sebagai tindakan preventif, ada baiknya menggunakan casing yang biasanya disertakan saat membeli memory card. Yang kedua adalah, kondisi dari baterai yang digunakan untuk sumber tenaga piranti elektronik tersebut. Jika energi baterai pada alat tersebut sudah lemah, maka sebaiknya baterai diganti terlebih dahulu atau di-charge ulang. Baterai yang lemah dikhawatirkan akan merusak memory card, mengingat kepingan ini bekerja dengan lompatan listrik (flash). Misalnya ketika tiba-tiba baterai habis saat Anda hendak mengabadikan suatu momen, maka hal ini dikhawatirkan akan merusak.

Sikap pengguna juga memegang peranan yang penting bagi kelangsungan hidup memory card. Kerap dijumpai para pemilik kamera digital tidak sabar hendak mengabadikan momen berikut atau melakukan preview sebelum jepretan sebelumnya sempat disimpan dalam memory card. Hal-hal semacam ini juga berpotensi menimbulkan gangguan pada memory card. Langkah perawatan terakhir adalah dengan memastikan bahwa memory card dimasukkan ke dalam slot secara benar, karena sikap terburu-buru seringkali membuat orang tidak menyadari bahwa ia memasang kepingan tersebut secara terbalik.
Sumber: Kompas

Membeli Komputer untuk Jangka Panjang

Guna mendukung pekerjaan, kehadiran komputer di rumah tentu menjadi hal yang tak terelakkan. Apalagi sekarang dengan kemajuan teknologi, perangkat yang pertama kali diciptakan tahun 1946 ini tidak hanya dapat digunakan untuk menjalankan fungsi pengolahan kata saja. Mengedit foto, membuat adegan animasi, sampai menikmati hiburan pun sangat dimungkinkan. Kian hari tuntutan akan software dan hardware yang lebih mumpuni agar program bisa berjalan dengan sempurna merupakan suatu keniscayaan.

Oleh karena itu, saat hendak membeli perangkat komputer tak ada salahnya untuk mempertimbangkan teknologi yang diusung oleh beberapa perangkat di dalamnya, seperti berikut ini:

RAM (Random Access Memory)
Kalau di masa mendatang kita berencana untuk meng-up grade memory, ada baiknya untuk menyisakan satu socket RAM pada motherboard guna kelancaran program-program yang di-install. Jadi ketimbang harus menggunakan 2 modul RAM, lebih baik menggunakan satu modul dengan ukuran yang sama.

Kalau memungkinkan, lebih baik gunakan kartu PCI express mengingat di masa mendatang komponen-komponen komputer mensyaratkan kartu jenis ini. Demikian pula untuk memilih komputer yang dilengkapi dengan USB 2.0 agar kita bisa melakukan koneksi dengan perangkat lain seperti card reader, bluetooth adapter, hand phone, atau notebook.

Untuk hard disk-nya, akan lebih baik kalau kita memilih yang mengusung koneksi 2 serial ATA (beberapa produk hard disk hanya memberikan koneksi Paralel ATA atau SATA saja). Dengan dua jenis koneksi ini, akan lebih fleksibel dalam melakukan transfer data.

Terakhir, tak ada salahnya untuk memilih layar monitor yang benar-benar mumpuni sesuai dengan kebutuhan dan peruntukkan komputer, agar tuntutan akan tampilan yang wah bisa terpenuhi, misal: para gamer bisa memilih layar LCD
Sumber: Kompas

Minum 8 Gelas Air Putih: Fakta atau Mitos?

Well..air emang dipercaya punya banyaaaak manfaat, antara lain nyegah sakit kepala, membuang racun-racun (istilah kerennya sih toxic) yg berbahaya bagi tubuh (kayaknya kata “racun” tu konotasinya “bahaya” y?), ningkatin fungsi organ tubuh, n nurunin resiko kena berbagai penyakit. Nah...ada tapinya ni. Dari smua pernyataan tu, gak ada 1 pun yg didukung bukti ilmiah. Para peneliti jg g ngedapitin (ngedapetin, maksudnya) bukti empiris penelitian yg ngebahas soal anjuran “minum 8 gelas per hari.” Mereka jg g tau darimana asal-usul “rumus sakti” itu.

Jurnal American Society of Nephrology (Juni 2007) ngungkapin, sejumlah penelitian nemuin bukti kalo banyak minum air putih ngebantu mbersihin ginjal dari natrium (penimbunan natrium dlm jangka panjang bisa ningkatin resiko penyakit hipertensi), tapi fenomena itu g punya makna klinis. Air jg ngebantu mbuang urea dari tubuh, tapi urea tu bukan racun. Dr. Stanley Goldfarb (guru besar kedokteran di Univ Pennsylvania, AS), salah seorang penulis dlm jurnal tu ngungkapin, “Dlm kondisi normal, minum banyak air putih g perlu.” (cz ntar bikin kembung y Dok, he2...)

Nah..so what? Minum banyak air putih kayaknya sih g ada ruginya. So, terusin aj.
Sumber: msnbc.msn.com/hk

Jumat, 12 Desember 2008

Smoga Beristirahat Dng Tenang d Sisi-Nya

Selamat Jalan Alex...

Kamis, 11 Desember 2008 | 10:21 WIB

ALI Alatas merupakan salah satu diplomat andal yang dimiliki Indonesia. Kelahiran Jakarta, 4 November 1932 ini, "dipakai" oleh lima orang Presiden RI, mulai dari sebagai Menteri Luar Negeri zaman Soeharto dan Habibie tahun 1987-1999, kemudian sebagai penasihat Presiden Abdurrahman Wahid.

Pada zaman Megawati Soerkarnoputri, alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1956 ini ditunjuk menjadi penasihat untuk urusan luar negeri. Sebagai penasihat presiden, Alex, demikian ia akrab disapa, antara lain telah menjalankan misi diplomat ke berbagai negara, termasuk membicarakan perdamaian Aceh dengan Hasan Tiro di Swedia.

Pada 2007 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat Alex sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.

Selama dua dasawarsa lebih, Alex memperlihatkan kelas tersendiri sebagai diplomat. Sebagai bukti keandalannya, Alex juga pernah dinominasikan menjadi Sekjen PBB oleh sejumlah negara Asia pada 1996. Selain itu, Alex juga diakui oleh dunia internasional, hal itu terbukti dengan diangkatnya Alex menjadi Utusan Khusus (Special Envoy) Sekjen PBB untuk Reformasi PBB pada 2005.

Menurut ensiklopedia tokoh Indonesia, kisah hidup Alatas adalah diplomasi. Padahal, pada masa kecil ia bercita-cita menjadi pengacara meski ia juga sempat mencicipi dunia jurnalistik sebagai korektor Harian Niewsgierf (1952-1953) dan redaktur kantor berita Aneta (1953-1954).

Ia mengawali tugas diplomatnya sesaat setelah ia menikah sebagai Sekretaris Kedua di Kedutaan Besar RI di Bangkok (1956-1960). Sebelumnya ia nyanggong di Direktorat Ekonomi Antarnegara, Departemen Luar Negeri RI (1954-1956).

Selepas bertugas di Kedubes RI Bangkok, ia kemudian menjabat Direktur Penerangan dan Hubungan Kebudayaan Departemen Luar Negeri (1965-1966). Lalu ditugaskan menjabat Konselor Kedutaan Besar RI di Washington (1966-1970). Kembali lagi ke Tanah Air, menjabat Direktur Penerangan Kebudayaan (1970-1972), Sekretaris Direktorat Jenderal Politik Departemen Luar Negeri (1972-1975), dan Staf Ali dan Kepala Sekretaris Pribadi Menteri Luar Negeri (1975-1976).

Ia dipercaya mejalankan misi diplomat sebagai Wakil Tetap RI di PBB, Jenewa (1976-1978). Kembali lagi ke Tanah Air, menjabat Sekretaris Wakil Presiden (1978-1982). Lalu, kemampuan diplomasinya diuji lagi dengan mengemban tugas sebagai Wakil Tetap Indonesia di PBB, New York (1983-1987). Selepas itu, ia pun dipercaya menjabat Menteri Luar Negeri (1987-1999) dalam empat kabinet masa pemeritahan Soeharto dan Habibie.

Saat menjabat Wakil Tetap Indonesia di PBB, ia harus menghadapi berbagai kritikan mengenai masalah Timor Timur. Ia dengan cekatan bisa melayaninya dengan diplomatis. Apalagi, saat pecah insiden Santa Cruz yang menewaskan puluhan orang pada 12 November 1991, ia cekatan untuk meredam kemarahan dunia. "Diplomasi itu seperti bermain kartu. Jangan tunjukkan semua kartu kepada orang lain. Dan jatuhkan kartu itu satu per satu," katanya.

Dalam mengisi waktu senggan, Alex mewujudkan impiannya menjadi pengacara, sebagai salah satu penasihat hukum di Biro Pengacara Makarim & Taira’s. Ia menikmati hidup dengan keluarga di rumah kediamannya di Kemang Timur, Jakarta Selatan. Ali Alatas memperistri Junisa dan dikaruniai tiga orang anak, yakni Soraya Alatas, Nadita Alatas, dan Fauzia Alatas.

Comment:

Hmmm...kaget jg tau berita duka ini.
Flashback k masa 15 thn yg lalu. Dulu pas SD sering ada acara Liputan Khusus, yg tayang hbs Dunia Dlm Britanya TVRI (sktr j 21.30-an).
Acaranya ngebikin bete. Mana hrs d running sm TV2 swasta, pa lg kalo yg nongol Mensesneg Moerdiono (asli bete kalo orang ini nongol, cos ngomongnya lamaaaaaaaa............banget).
Tapi,lucunya kalo pak Ali Alatas yg nongol. Biar kata g mudeng sm apa yg lg disampein, tp ak betah bt nonton. Pernah satu saat tny bokap, kerjaannya pak Ali Alatas apaan si?
Dijawab bokap, pergi ke luar negeri terus. Dasar msh SD k, ak bayangin wah enak bgt ni orang.
Kerjaannya jalan2 k luar negeri terus. Dr situ y, mungkin tanpa sadar ak kepingin kerja kayak pak Ali Alatas (waktu tu belum tau istilah "diplomat").
N diam2 jd kagum sm beliau (makin kagum setelah mudeng kiprahnya beliau bt bangsa ini).

Selamat jalan Pak Ali Alatas.

Oya, nambahin.
Kompas gmn si? Tau diri dong kalo nulis berita.
G sepatutnya media sekaliber Kompas nulis obituari ttg pak Ali Alatas pake istilah "dipakai".
Apa situ terima kalo ntar pak Jacob Oetama digitukan?